Bertepatan
dengan 18 November 1912 M (18 Dzulhijah 1330 H) beliau mendirikan gerakan Islam
yang diberi nama Muhammadiyah. Deklarasi ini dilakukan di gedung Loodge Gebouw (sekarang gedung DPRD DIY)
agar diketahui oleh pemerintah dan kesultanan. Pilihan nama organisasi ini
berdasarkan nama Nabi terakhir agar kehidupan beragama dan bermasyarakat
menyesuaikan dengan pribadi Nabi. Pada tahun 1920 beliau juga mendirikan
perkumpulan kaum ibu,yaitu Sapa Tresna ( ‘Aisyiyah), kegiatannya adalah
mengadakan pengajian-pengajian. Pada tahun 1917 beliau mendirikan pengajian
malam Jum’at sebagai forum dialog dan tukar pikiran kemudian melahirkan Korps
Mubaligh Keliling utnuk menyantuni dan memperbaiki kehidupan yatim piatu, fakir
miskin, dan orang yang sednag dilanda musibah. Tahun 1918 beliau mendirikan
Hizbul Wathan yang diketuai oleh haji Muchtar. Tahun 1931 didirikan Nasyiatul
Aisyiyah (sekarang Nasyiyah). Tahun 1921 beliau mendirikan badan yang membantu
kemudahan pelaksanaan ibadah haji bagi orang Indonesia. Pada tahun yang sama
beliau mendirikan mushalla khusus perempuan pertama di Indonesia. Tahun 1922
beliau membentuk Badan Musyawarah Ulama untuk mempersatukan ulama di Hindia
Timur dan merumuskan kaidah hukum Islam sebagai pedoman pengamalan Islam,
diketuai oleh R.H. Mohammad Kamaludiningrat, seorang penghulu kraton yang
mendirikan Majelis Tarjih.
Berbagai
uraian yang telah dikemukakan di atas menggambarkan betapa banyak rintisan yang
telah diperjuangkan K.H. Ahmad Dahlan dalam mendirikan Muhammadiyah di
Indonesia dengan membuktikan dirinya sebagai manusia ynag memiliki integritas
sebagai muslim, yaitu adanya kesatuan antara pemikiran, ucapan, dan perbuatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar