Pertemuan 15 ( 4 November 2020 )
4 (empat) pilar
perkaderan di Aisyiyah, yaitu :
1. Kaderisasi
keluarga
Kaderisasi keluarga adalah upaya transformasi nilai yang
ditanamkan sejak dini untuk kepentingan kaderisasi dan pengembangan gerakan
‘Aisyiyah. Tujuan pembinaan kaderisasi keluarga diarahkan pada terbentuknya
kepriadian individu menjadi pribadi muslim, mukmin, muhsin dan muttaqin dalam
keluarga sebagaiaman kualitas individu utama yang dicita-citakan ‘Aisyiyah.
Dengan kader yang berkualitas Islami dimaksudkan untuk membentuk keluarga
sakinah, qaryah thayyibah yaitu suatu perkampungan atau desa dimana masyarakatnya
menjalankan ajaran Islam secara kaffah baik dalam hablum minallah maupun hablum
minannas dalam segala aspek kehidupannya yang meliputi bidang aqidah, akhlak
dan muamalah duniawiyah.
2. Kaderisasi
melalui Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM)
AMM adalah wadah kegiatan secara organisatoris fungsional bahkan potensial bagi
regenerasi organisasi. AMM memiliki peran sebagai pelopor, pelangsung dan
penyempurna cita-cita Muhammadiyah. Warga AMM dengan idealisme tinggi, daya
kritis yang tajam dan sensitivitas serta fisik yang prima menjadi sumber daya
organisasi yang kondusif bagi penerus kegiatan ‘Aisyiyah.
Untuk meningkatkan dan mengoptimalkan pembinaan kader AMM putri,
antara lain melaksanakan kegiatan yang sejalan dengan minat kaum mudan dan yang
sesuai dengan spirit zaman mereka, serta menyediakan dukungan bagi peningkatan
kualitas diri mereka. Contoh melibatkan AMM putri dalam setiap kegiatan
‘Aisyiyah.
3. Kaderisasi
melalui Amal Usaha ‘Aisyiyah
Sebagai ortom khusus, ‘Aisyiyah memiliki amal usaha yang boleh sama
dengan Muhammadiyah. Amal usaha ‘Aisyiyah adalah wahana melaksanakan misi
dakwah dan kaderisasi ‘Aisyiyah. Sebagai tempat kaderisasi, seluruh program dan
aktifitas di amal usaha merupakan proses untuk menyiapkan kader-kader pelopor,
pelangsung, penerus dan penyempurna amal usaha ‘Aisyiyah.
Kaderisasi
Pimpinan Organisasi
Kaderisasi
pimpinan adalah upaya pembinaan dan pengembangan kader pada level Pimpinan
‘Aisyiyah dari tingkat pusat sampai ranting dan pimpinan AMM putri. Langkah
optimalisasi kaderisasi pimpinan dilakukan dengan usaha-usaha seperti program
ideopolitor, serta penyiapan kader secara formal dalam setiap tingkat pimpinan
yang diatur secara struktural sehingga dapat dimonitor dan dievaluasi.
Perkaderan
‘Aisyiyah dilakukan melalui jalur formal, non formal, informal dan khusus
1. Perkaderan
formal
Adalah bentuk perkaderan yang dilakukan melalui
pelatihan-pelatihan dalam berbagai macam bentuk dan jenis. Contohnya adalah
Baitul Arqam ‘Aisyiyah dan pelatihan khusus yang dilakukan oleh pimpinan organisasi,
majelis maupun lembaga. Pelatihan khusus ‘Aisyiyah mencakup semua bidang antara
lain kepemimpinan, tabligh, sosial, ekonomi, kesehatan dan lingkungan hidup.
2. Perkaderan non formal
adalah perkaderan yang dilaksanakan secara terprogram diluar
kegiatan pelatihan. Bentuk-bentuk perkaderan non formal antara lain penataran
pimpinan, penyegaran atau revitalisasi pimpinan, ideopolitor, pengajian
Ramadhan dan pengajian khusus.
3. Perkaderan informal
Merupakan perkaderan yang dilakukan secara tidak resmi dalam
interaksi kehidupan antara anggota, pimpinan maupun kader tanpa perencanaan
sistematik, baik kurikulum, metode, waktu maupun tempatnya. Pelaksanaan
perkaderan informal dilakukan melalui pembinaan keluarga sakinah, pembinaan
kehidupan Islami dan ‘Aisyiyah melalui kegiatan-kegiatan di semua jenjang
organisasi, di amal usaha ‘Aisyiyah dan Qaryah Thayyibah, pembangunan jamaah
melalui gerakan jamaah dan dakwah jamaah serta pengembangan sistem asistensi.
4. Perkaderan
khusus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar