Minggu, 18 Oktober 2020

Kemuhammadiyahan X SPK : Pertemuan 10

 Senin, 19 Oktober 2020

 

D.     Tantangan dan Usaha-usaha K.H. Ahmad Dahlan dan Para Sahabatnya dalam Mendirikan dan Memperjuangkan Muhammadiyah

Islam yang otentik dan murni bagi K.H. Ahmad Dahlan adalah Islam yang bersumber pada Al-Quran dan hadits, doktrin ini membuka ruang dilakukannya ijtihad dimana akal dipergunakan untuk memecahkan problem kontemporer. Ia menerjemahkan ajaran Islam dalam wilayah kemanusiaan dengan menggarap kerja sosial, pendidikan, kesehatan, dan keagamaan.

Pribadi  bertipe man of action K.H. Ahmad Dahlan adalah pencari kebenaran hakiki yang menangkap tafsiran Al-Manaar. Beliau juga membuka lebar gerbang rasionalitas melalui ajaran Islam untuk menyerukan ijtihad dan menolak taklid. Tahun 1906 ia diangkat sebagai khotib Masjid Besar Yogyakarta dengan menadapat gelar Ketib Amin, 1 tahun kemudian ia mempelopori Musyawarah ‘Alim Ulama dan rapat pertama beliau menyampaikan masalah arah kiblat Masjid Besar Yogyakarta yang kurang tepat. Tahun 1909 K.H. Ahmad Dahlan bergabung dalam Jamiat Khair, yang merupakan organisasi bidang pendidikan yang anggotanya mayoritas adalah orang-orang Arab dan Budi Utomo yang bertujuan sebagai wadah semangat kebangsaan juga untuk memperlancar aktifitas dakwah dan pendidikan Islam dan mengajar agama Islam kepada peserta didik di sekolah Belanda. Sekolahitu diantaranya adalah Kweekschool di Jetis, OSVIA (Opleiding School Voor Indlandsch Amtenaren), sekolah Pamong Praja di Magelang.

Penolakan oleh santri tentang pembaruan di bidang pendidikan yang modern membuat K.H. Ahmad Dahlan merintis amal usaha di bidang pendidikan pada tanggal 1 Desember 1911 yakni Madrasah Ibtidaiyah Diniyah Islamiyah. Sekolah ini menggunakan sistem pendidikan barat dan berada di ruang tamu rumahnya. Peserta didik berasal dari anak keluarga K.H. Ahmad Dahlan sendiri pun masih mendapat penolakan karena hasutan yang mengatakan beliau sebagai kyai palsu, kristen alus, bahkan dianggap kafir karena mengadaptasi model pendidikan sekolah Belanda. Karena tuduhan-tuduhan tersebut banyak peserta didik yang meninggalkan madrasah, akhirnya K.H. Ahmad Dahlan mendatangi setiap rumah peserta didiknya.

Bertepatan dengan 18 November 1912 M (18 Dzulhijah 1330 H) beliau mendirikan gerakan Islam yang diberi nama Muhammadiyah. Deklarasi ini dilakukan di gedung Loodge Gebouw (sekarang gedung DPRD DIY) agar diketahui oleh pemerintah dan kesultanan. Pilihan nama organisasi ini berdasarkan nama Nabi terakhir agar kehidupan beragama dan bermasyarakat menyesuaikan dengan pribadi Nabi. Pada tahun 1920 beliau juga mendirikan perkumpulan kaum ibu,yaitu Sapa Tresna ( ‘Aisyiyah), kegiatannya adalah mengadakan pengajian-pengajian. Pada tahun 1917 beliau mendirikan pengajian malam Jum’at sebagai forum dialog dan tukar pikiran kemudian melahirkan Korps Mubaligh Keliling utnuk menyantuni dan memperbaiki kehidupan yatim piatu, fakir miskin, dan orang yang sednag dilanda musibah. Tahun 1918 beliau mendirikan Hizbul Wathan yang diketuai oleh haji Muchtar. Tahun 1931 didirikan Nasyiatul Aisyiyah (sekarang Nasyiyah). Tahun 1921 beliau mendirikan badan yang membantu kemudahan pelaksanaan ibadah haji bagi orang Indonesia. Pada tahun yang sama beliau mendirikan mushalla khusus perempuan pertama di Indonesia. Tahun 1922 beliau membentuk Badan Musyawarah Ulama untuk mempersatukan ulama di Hindia Timur dan merumuskan kaidah hukum Islam sebagai pedoman pengamalan Islam, diketuai oleh R.H. Mohammad Kamaludiningrat, seorang penghulu kraton yang mendirikan Majelis Tarjih.

Berbagai uraian yang telah dikemukakan di atas menggambarkan betapa banyak rintisan yang telah diperjuangkan K.H. Ahmad Dahlan dalam mendirikan Muhammadiyah di Indonesia dengan membuktikan dirinya sebagai manusia ynag memiliki integritas sebagai muslim, yaitu adanya kesatuan antara pemikiran, ucapan, dan perbuatan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kemuhammadiyahan kelasXI SPK

 Kamis,13 April 2023 BAB 5 Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah atau PHIWM   Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah (PHIWM) adalah...