Faktor-foktor
internal yang mendorong Persyarikatan Muhammadiyah didirikan antara lain sebagai
berikut:
1.
Umat
Islam banyak yang terjangkit penyakit syirik, taklid, serta TBC (takhayul,
bid’ah, churafat). Penyakit tersebut merusak akidah islam yang lurus.
Syirik :
menduakan Allah Swt. Waktu itu, kesyirikan memiliki berbagai variasi. Mereka
menyakini terdapat kekuatan pada benda-benda, seperti batu, pohon besar,
lautan, dan sebagainya. Selain syirik, sebagian umat islam juga terjangkiti
penyakit taklid buta. Taklid berarti
mengikuti seseorang atau pendapatnya tanpa mengetahui dasar, sehingga dalam
beribadah tidak mau mencari sumber aslinya, yakni al-Qur’an dan al-Hadits.
Dampak dari taklid ini antara lain, banyak umat islam pada saat itu yang
mengikuti, membuat, atau mengada-adakan amalan-amalan baru yang tidak ada
perintahnya dalam al-Qur’an maupun contoh dari Rasulullah SAW. Amalan-amalan
baru ini dikenal dengan istilah bid’ah.
Bid’ah adalah
mengada-ada atau membuat amalan baru dalam hal ibadah mahdhah yang tidak ada contoh/dalil shahihnya. Selain syirik, taklid, dan bi’ah juga ditemukan dari sebagian umat islam pada saat itu yang
menyakini takhayul dan churafat. Takhayul adalah mengaitkan
kejadian yang dianggap aneh dengan sesuatu dan hal itu tidak ada dasarnya
didalam ajaran islam. Karena hal ini umat islam di Indonesia banyak yang diliputi
kebodohan dan kemiskinan, baik struktural maupun kultural. Churafat hampir sama dengan takhayul, tetapi lebih dikaitkan dengan
alam ghaib ataupun makhluk ghaib.
Timbulnya syirik, taklid, dan bid’ah, karena pada waktu
itu masyarakat masih miskin. Mereka tidak bisa belajar di lembaga pendidikan
formal. Selain itu, segala hasil pertanian yang dikerjakan masyarakat menjadi
milik penjajah Belanda, dan mereka diberi upah (gaji) sangat sedikit karena
bekerja sebagai buruh. Secara sederhana rakyat pribumi saat itu menjadi babu (pembantu atau pelayan) di negeri
sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar