B.
K.H. Ahmad Dahlan Sebagai Tokoh
Pembaruan Islam Indonesia
K.H.
Ahmad Dahlan bernama asli Muhammad Darwis, lahir di kampung Kauman Yogyakarta
pada tahun 1868. Ayahnya K.H. Abu Bakar adalah seorang imam dan khotib Masjid
Besar Kauman Yogyakarta. Sementara ibunya Siti Aminah adalah anak K.H. Ibrahim
penghulu besar di Yogyakarta. Dilihat dari garis silsilahnya, Darwis memiliki
garis keturunan dengan Maulana Malik Ibrahim, salah seorang wali penyebar agama
Islam di pulau Jawa. Sesuai latar belakanng keluarga dari golongan muslim yang
taat, Darwis kecil telah ditanamkan nilai-nilai agama dan tamat membaca
Al-Qur’an. Kemudian Darwis belajar fiqh dari K.H. Muhammad Saleh, belajar nahwu
dari K.H. Muhsin, dan belajar ilmu agama Islam lebih lanjut pada kakak iparnya
K.H. Abdul Hamid di Lempuyangan dan K.H. Muhammad Nur. Ketika berangkat haji
Darwis juga belajar kepada guru-gurunya di Arab Saudi. Belajar ilmu hadits
kepada Kyai Mahfud Termas dan Syekh Khayat, ilmu qiraah kepada Syekh Amien dan
Sayid Bakri Syatha, ilmu falaq pada K.H. Dahlan Semarang dan juga pada Syekh
Hasan tentang mengatasi racun binatang. Ketika menunaikan ibadah haji yang
kedua pada tahun 1903, beliau bermukim di Arab Saudi selama 2 tahun, beliau
belajar fiqh pada Syekh Saleh Bafadal, Syekh Sa’id Tamami dan Syekh Sa’id
Babusyel. Belajar hadits kepada Mufti Syafi’i, ilmu falaq kepada Kyai Asy’ari
Bawean, ilmu qiraah dari Syekh Ali Misri Makkah.
Berikut
pembaruan K.H. Ahmad Dahlan dalam meletakkan dasar gerakan pembaruannya:
1)
Meluruskan
arah kiblat dan menjauhkan praktik keagamaan dari syirik, tahayul, bid’ah dan
khurafat.
2)
Pembinaan
umat melalui pengajian-pengajian melalui lembaga.
3)
Melopori
pendirian sekolah atau madrasah modern.
4)
Mendirikan
PKU, panti asuhan dan pelayanan sosial.
5)
Mendirikan
Taman Pusaka, majalah suara Muhammadiyah dan lembaga penolong haji.