Senin, 13 September 2021

Kemuhammadiyahan X SPK

 

B.      K.H. Ahmad Dahlan Sebagai Tokoh Pembaruan Islam Indonesia

K.H. Ahmad Dahlan bernama asli Muhammad Darwis, lahir di kampung Kauman Yogyakarta pada tahun 1868. Ayahnya K.H. Abu Bakar adalah seorang imam dan khotib Masjid Besar Kauman Yogyakarta. Sementara ibunya Siti Aminah adalah anak K.H. Ibrahim penghulu besar di Yogyakarta. Dilihat dari garis silsilahnya, Darwis memiliki garis keturunan dengan Maulana Malik Ibrahim, salah seorang wali penyebar agama Islam di pulau Jawa. Sesuai latar belakanng keluarga dari golongan muslim yang taat, Darwis kecil telah ditanamkan nilai-nilai agama dan tamat membaca Al-Qur’an. Kemudian Darwis belajar fiqh dari K.H. Muhammad Saleh, belajar nahwu dari K.H. Muhsin, dan belajar ilmu agama Islam lebih lanjut pada kakak iparnya K.H. Abdul Hamid di Lempuyangan dan K.H. Muhammad Nur. Ketika berangkat haji Darwis juga belajar kepada guru-gurunya di Arab Saudi. Belajar ilmu hadits kepada Kyai Mahfud Termas dan Syekh Khayat, ilmu qiraah kepada Syekh Amien dan Sayid Bakri Syatha, ilmu falaq pada K.H. Dahlan Semarang dan juga pada Syekh Hasan tentang mengatasi racun binatang. Ketika menunaikan ibadah haji yang kedua pada tahun 1903, beliau bermukim di Arab Saudi selama 2 tahun, beliau belajar fiqh pada Syekh Saleh Bafadal, Syekh Sa’id Tamami dan Syekh Sa’id Babusyel. Belajar hadits kepada Mufti Syafi’i, ilmu falaq kepada Kyai Asy’ari Bawean, ilmu qiraah dari Syekh Ali Misri Makkah.

Berikut pembaruan K.H. Ahmad Dahlan dalam meletakkan dasar gerakan pembaruannya:

1)        Meluruskan arah kiblat dan menjauhkan praktik keagamaan dari syirik, tahayul, bid’ah dan khurafat.

2)        Pembinaan umat melalui pengajian-pengajian melalui lembaga.

3)        Melopori pendirian sekolah atau madrasah modern.

4)        Mendirikan PKU, panti asuhan dan pelayanan sosial.

5)        Mendirikan Taman Pusaka, majalah suara Muhammadiyah dan lembaga penolong haji.

Rabu, 08 September 2021

Kemuhammadiyahan XII SPK

Kamis 9 September 2021 

D. Tujuan Perkaderan Muhammadiyah

Secara garis besar tujuan perkaderan Muhammadiyah adalah:

1.      Membentuk kader sesuai dengan tujuan dan nilai-nilai perjuangan serta kaidah-kaidah organisasi yang berlaku dalam Muhammadiyah.

2.      Membentuk kader yang memiliki ruh (spirit) serta mempunyai integritas dan kompetensi untuk berperan di persyarikatan, dalam kehidupan umat dan dinamika bangsa serta konteks global.

E.     Jalur Kaderisasi Muhammadiyah

Dalam melaksanakan program perkaderan, Muhammdiyah telah menjadikan empat sektor sebagai jalur kaderisasi yaitu:

1.      Jalur Keluarga

Proses kaderisasi ini menjadi penting karena keluarga tidak saja untuk transformasi nilai-nilai Islam dan kemuhammadiyahan, tetapi juga untuk melangsungkan kepemimpinan dan regenerasi Muhammadiyah.

2.      Amal Usaha

Amal usaha adalah kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan Muhammadiyah untuk menunjang perwujudan tujuan persyarikatan, yaitu mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Di antara amal usaha ini adalah pendidikan formal.

3.      Organisasi Otonom

Organisasi Otonom adalah satuan organisasi yang dibentuk oleh Muhammadiyah guna membina warga persyarikatan dan kelompok masyarakat tertentu sesuai dengan bidang kegiatan yang diadakan dalam rangka mencapai maksud dan tujuan Muhammadiyah.

4.      Program Khusus: MPK

Program Khusus: MPK adalah kegiatan baik formal maupun non formal, yang diselengarakan oleh Majelis Pendidik Kader (MPK) guna membina dan memberdayakan potensi sumberdaya insani pesyarikatan sehingga dapat menjadi kader tangguh.

Rabu, 01 September 2021

Kemuhammadiyahan XII SPK

 

BAB 2

KADERISASI MUHAMMADIYAH

 

A.    Pendahuluan

Di dalam suatu organisasi apapun, termasuk Muhammadiyah, terkandung tiga komponen utama yaitu pemimpin, kader, dan anggota. Dengan demikian, dinamika suatu organisasi tidak akan lepas dari keberadaan anggota dan kader, di samping selalu terkait dengan fungsi kepemimpinan dan sistem yang dimilikinya.

B.     Definisi Kader dan Kaderasasi

Kader (dalam bahasa Prancis: cadre atau les cadre) maksudnya adalah anggota inti yang menjadi bagian terpilih dalam lingkup dan lingkungan pimpinan serta mendampingi di sekalian kepemimpinan. Dalam pengertian lain, kader (dalam bahasa Latin quadrum), berarti empat persegi panjang atau kerangka. Dengan demikian kader didefinisikan sebagai kelompok yang lebih besar dan terorganisasi. Maka, kader dapat diartikan pula sebagai jantung suatu organisasi.

Berbeda dengan istilah kaderisasi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kaderisasi mengandung arti sebagai melahirkan kader. Kaderisasi merupakan usaha pembentukan seorang kader secara terstruktur dalam organisasi yang biasanya mengikuti ketentuan tertentu.

C.    Muhammadiyah Sebagai Organisasi Kader

Masa depan organisasi ditentukan pada keseriusan dalam membina dan memberdayakan para kader serta anggotanya. Proses pembinaan kader Muhammadiyah telah dilaksanakan melalui berbagai upaya dan media, baik langsung maupun tidak langsung.  Proses ini telah dilaksanakan oleh K.H. Ahmad Dahlan dan dilanjutkan oleh para pemimpin berikutnya hingga sekarang. Kegiatan yang dapat dikategorikan perkaderan ditunjukan dengan upaya-upaya membina angkatan muda untuk belajar mengembangkan misi gerakan Muhammadiyah ke dalam kehidupan masyarakat, khususnya bagi umat Islam.

Kemuhammadiyahan kelasXI SPK

 Kamis,13 April 2023 BAB 5 Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah atau PHIWM   Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah (PHIWM) adalah...