Rabu, 02 September 2020

Muhammadiyah Dari Masa ke Masa : Materi 6

 2.    Umat Islam terpecah menjadi tiga golongan, yaitu priyayi, santri, dan abangan sehingga memicu kesenjangan sosial.

 

Priyayi adalah kelas sosial golongan bangsawan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),

priyayi adalah orang yang termasuk lapisan masyarakat yang kedudukannya dianggap terhormat. Keluarga kerajaan, bangsawan dan pegawai negeri adalah contoh golongan priyayi. Karena status sosial tersebut maka golongan priyayi sangat berbeda dengan meraka yang masuk golongan santri, apalagi abangan.

Santri secara umum adalah sebutan seseorang yang mengikuti pendidikan agama islam di pesantren (tradisional).

Menurut bahasa istilah santri berasal dari bahasa Sansekerta, shastri yang memiliki akar kata yang sama dengan kata sastra yang berarti kitab suci, agama, dan pengetahuan.ada pula yang mengatakan bahwa santri berasal dari kata cantrik yang berarti para pembantu begawan atau resi. Seorang cantrik biasanya diberi upah berupa ilmu pengetahuan oleh begawan atau resi. Hal ini tak jauh beda dengan seorang santri yang mengabdi di pesantren memberikan tunjangan (ilmu pengetahuan) kepada santri karena telah mengabdi.

            Abangan adalah istilah jawa bagi golongan masyarakat penganut agama islam yang tidak sepenuhnya menjalankan agama sesuai dengan syariat.

Mereka manganggap dirinya muslim, namun tidak menjalankan ibadah, seperti shalat lima waktu, shalat jum’at bagi laki-laki, dan menunaikan ibadah haji, meskipun mereka mampu. Rukum islam yang mereka penuhi biasanya hanya mengucapkan syahadat, berpuasa dan zakat. Islam abangan sering dikaitkan dengan adat kejawen, yakni pandangan hidup yang didasari oleh adat dan tradisi jawa. Pandangan ini diakibatkan oleh adat dan tradisi jawa yang masih banyak dipengaruhi oleh ajaran agama Hindu dan Budha. Oleh karena itu, pengertian mereka tentang tirakat, puasa, karma, menitis atau reinkarnasi merupakan hasil sinkretis dengan ajran agama-agama tersebut.

 

3.    Sistem pendidikan islam yang lemah

Ketika barat sudah menerapkan pembelajaran moderen lembaga pendidikan islam indonesia masih berkutat pada sistem tradisional. Pada saat itu umat islam belum beupaya untuk menerapkan pendidikan yang lebih moderen. Pada saat itu bagi mereka pintu ijtihad telah tertutup sehingga hal itu menjauhkanya dari kesan ilmiah dan moderen. Dalam kondisi seperti ini, sistem pendidikan islam sangat lemah dan belum dap[at mengikuti ritme kemajuan zaman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kemuhammadiyahan kelasXI SPK

 Kamis,13 April 2023 BAB 5 Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah atau PHIWM   Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah (PHIWM) adalah...