Kemuhammadiyahan XII SPK : Materi 5
1. Khittah Palembang 1956-1959
a. Menjiwai pribadi
anggota dan pimpinan Muhammadiyah dengan memperdalam dan mempertebal tauhid,
menyempurnakan ibadah dengan khusyu’ dan tawadlu’, mempertinggi akhlak,
memperluas ilmu pengetahuan, dan menggerakkan Muham-madiyah dengan penuh
keyakinan dan rasa tanggung jawab.
b. Melaksanakan uswatun hasanah.
c. Mengutuhkan
organisasi dan merapikan administrasi.
d. Memperbanyak dan
mempertinggi mutu anak.
e. Mempertinggi mutu
anggota dan membentuk kader.
f. Memperoleh ukhuwah
sesama muslim dengan mengadakan badan ishlah untuk mengantisipasi
bila terjadi keretakan dan perselisihan.
g. Menuntun penghidupan
anggota.
2.
Khittah Ponorogo
1969
Kelahiran Parmusi merupakan buah dari Khittah Ponorogo
(1969). Dalam rumusan Khittah tahun 1969 ini disebutkan bahwadakwah Islam
amar ma'ruf nahi munkardilakukan melalui dua saluran: politik kenegaraan
dan kemasyarakatan. Muhammadiyah sendiri memposisikan diri sebagai gerakan
Islam amar ma'ruf nahi munkardalam bidang kemasyarakatan. Sayangnya, partai
parmusi ini gagal sehingga khittah ponorogo kemudian "dinasakh"
meminjam istilah Haedar nashir lewat khittah ujung pandang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar